Jumat, 12 September 2008

HALUSINASI

HALUSINASI

TINJAUAN TEORI
A. Proses Terjadinya Halusinasi
Halusinasi dapat terjadi oleh karena berbagai faktor diantaranya gangguan mental organik, harga diri rendah, menarik diri, sidrome putus obat, keracunan obat, gangguan afektif dan gangguan tidur.
Pada klien S. terjadi halusinasi dengar, hal ini disebabkan oleh karena klien mempunyai riwayat putus cinta dengan kekasihnya satu kali, kemudian oleh keluarga klien dinikahkan. setelah menikah selama tiga bulan, isteri meninggalkannya dan klien S. merasa sangat kecewa, sering menyendiri, melamun, tak mau makan kemudian klien dirawat di rumah sakit jiwa Jakarta selama 8 bulan.
Hal ini sesuai dengan proses terjadinya halusinasi pada fase pertama yang diungkapkan oleh Haber, Dkk, 1982. Pada fase ini klien mengalami kecemasan, stress, persaan yang terpisah, kesepian. Klien mungkin melamun atau memfokuskan pikiran pada hal yang menyenangkan untuk menghilangkan kecemasan dan stres . Cara ini menolong sementara, klien masih dapat mengontrol kesadarannya dan mengenal pikirannya namun intensitas persepsi meningkat.
Setelah delapan bulan dirawat, klien dinyatakan sembuh dan boleh pulang. Pada saat di rumah, klien mangalami kecelakaan saat mengendarai sepeda motor kemudian dirawat di rumah sakit. Setelah keluar dari rumah sakit, beberapa hari kemudian klien mulai melamun dan mendengar suara-suara yang mengatakan atau menyuruh dia melemparkan gelas, piring, dan barang-barang lainnya. Gejala-gejala pada klien S. ini menunjukan bahwa klien mengalami gejala halusinasi fase ke dua, yaitu dimana klien berada pada tingkat listening, pemikiran internal lebih menonjol seperti gambaran suara dan sensasi.
Satu bulan yang lalu klien mendengar suara-suara tersebut dan klien menanyakan kepada perawat apakah boleh berteman dengan roh halus, karena dia yang sering mengajaknya berbicara. sesuai dengan tahapan halusinasi, klien berada pada fase ketiga, yaitu halusinasi lebih menonjol, menguasai. halusinasi memberikan kesenangan tersendiri dan rasa aman yang sementara.
Dan selanjutnya klien memasuki fase keempat yaitu dengan gejala halusinasi bersifat mengancam yaitu klien mendengar suara-suara “ Saya tidak takut sama kamu !”. Lalu klien S. menjawab “ Saya juga tidak takut sama kamu !”
Dengan adanya halusinasi ni, maka masalah yang timbul pada klien S. adalah potensial amuk, potensial melukai diri sendiri dan orang lain, gangguankebersihan diri, gangguan ADL. Klien cenderung menarik diri, tersenyum dan berbicara sendiri.
Dengan adanya halusinasi ini, maka masalah yang timbul pada klien S adalah perubahan hubungan sosial. Perkembangan sosial yang tidak adekuat menyebabkan kegagalan individu untuk belajar dan mempertahankan komunikasi dengan orang lain. Akibatnya klien cenderung memisahkan diri dan hanya terlibat dengan pikirannya sendiri yang tidak memerlukan kontrol orang lain. Sehingga timbulnya kesepian, isolasi sosial, hubungan yang dangkal dan tergantung (Haber, 1987).
Akibat dari menikmati susra-suara yang didengar, maka klien S. hanya terlibat dalam pikirannya sendiri, sehingga klien malas atau kurang berminat dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari seperti; kebersihan diri, makan, dan lain-lain.
Akibatnya ia tidak dapat memberi respon emosional yang adekuat, klien tampak bisar, tidak sesuai (Fortinash, 1991; Benner, 1989; Hater,1987). Potensial melukai diri sendiri dan orang lain, potensial amuk dapat terjadi pada klien S, karena klien S. mendengar sura-suara yang bersifat mengancam, mengejek, klien S disuruh oleh roh halus untuk membanting piring, gelas, dan barang-barang lainnya.
B. Masalah Keperawatan
Dari masalah-masalah itu ditemukan diagnosa keperawatan sejumlah delapan buah, yaitu :
Gangguan orientasi realitas
Gangguan hubungan interpersonal : Menarik diri
Gangguan komunikasi verbal dan nonverbal
Koping individu tidak efektif
Gangguan persepsi: Halusinasi dengar
Gangguan perawatan mandiri
Koping keluarga tidak efektif
Potensial melukai diri sendiri dan orang lain
Potensial amuk
Potensial gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Potensil kambuh
Pada klien S. ini timbul masalah keperawatan sebagai berikut:
Potensial melukai diri sendiri dan orang lain
Isolasi sosial
Potensial amuk
Potensial kambuh.
C. Tindakan Keperawatan untuk semua masalah pada klien
Adapun tindakan keperawatan pada klien S adalah sebagai berikut :
Diagnosa Keperawatan 1
Potensial melukai diri sendiri dan orang lain sehubungan dengan halusinasi dengar.
Tujuan jangka panjang :
Klien dapat mengontrol halusinasinya dan tidak melukai diri sendiri atau orang lain.
Rencana tindakannya :
Psikoterapeutik:
Adakan kontak yang sering dan singkat
Observasi tingkah laku verbal dan nonverbal yang berhubungan dengan halusinasi
Berikan kesempatan kepada klien menungkapkan apa yang dirasakan klien sesuai dengan respon verbal dan nonverbal klien.
Terima halusinasi sebagai hal yang nyata bagi klien dan berikan pendapat bahwa halusinasi tidak nyata pada perawat.
Ajukan pertanyaan terbuka yang membutuhkan jawaban luas.
Kegiatan sehari-hari (Actifity Daily Living)
Bersama klien membuat jadwal aktifitas untuk menghidari kesendirian
Bersama klien mendiskusikan cara mengontrol halusinasi dengar: seperti bergabung dengan orang lain utnuk bercakap-cakap, nonton TV, mengikuti kegiatan TAK aktifitas group.
Bimbing klien pada kegiatan yang disukai
Psikofarmaka
Diskusikan dengan klien dan keluarganya tentang terapi obat serta efek samping yang timbul.
Berikan obat-obatan dengan prinsip lima benar.
Yakinkan bahwa obat telah diminum oleh klien.
Berikan reinforcement posistif, bila klien minum obat dengan teratur.
Terapi Lingkungan
Sediakan alat penunjuk waktu : jam dinding, kelender.
Beri tanda/nama di ruangan klien
Panggila klien sesuai nama panggilan yang disukai klien
Petugas memakai papan nama.
Kenalkan nama setiap beriteraksi dengan klien
Dampingi klien dalam kegiatan kelompok secara bertahap
Tingkatkan respon klien pada realita dengan cara menunjukan kelender, jam, nama ruang.
Pendidikan Kesehatan :
Mendiskusikan bersama klien tentang faktor pencetus timbulnya halusinasi.
Anjurkan klien untuk melaporkan pada perawat jika timbul halusinasi
Beri informasi pada klien termpat klien minta bantuan apabila sulit mengendalikan diri saat halusinasi timbul.
Jelaskan pada klien tanda-tanda halusinasi, cara mengatasi, situasi yang menimbulkan halusinasi serta fasilitas yang dapat digunakan apabila mengalami kesulitan.
Diagnosa keperawatan 2:
Isolasi sosial sehubungan dengan menarik diri
Tujuan jangka panjang :
Klien tidak menarik diri dan berinteraksi dengan orang lain
Rencana tindakannya:
Psikoterapeutik
Bina hubungan saling percaya
Dengarkan apa yang diungkapkan oleh klien
Lakukan kontak yang sering dan singkat
Support dan anjurkan klien untuk berkomunikasi dengan perawat bila ada sesuatu yang dipikirkan.
Berikan reinforcement positif
Dorong klien untuk melihat hal-hal yang positif tentang dirinya.
Kegiatan sehari-hari (ADL)
Batasi klien untuk tidak melamun / menyendiri dengan cara libatkan klien dalam aktifitas rutin di ruangan, misalnya menyiapkan makanan, menyapu, merapikan tempat tidur, mencuci piring.
Psikofarmaka
Diskusikan dengan klien dan keluarganya tentang terapi obat serta efek samping yang timbul.
Berikan obat-obatan dengan prinsip lima benar.
Dampingi klien saat minum obat
Yakinkan bahwa obat telah diminum oleh klien.
Berikan reinforcement posistif, bila klien minum obat dengan teratur.
Lakukan pencatatan setelah pemberian obat.
Terapi Lingkungan
Anjurkan klien untuk berkenalan dengan orang lain, satu kali tiap hari.
Diskusikan cara berinteraksi lebih lanjut.
Temani klien dengan berada di samping klien mulai dari diam sampai berkomunikasi verbal sederhana, bertahap sesuai dengan kemampuan klien.
Libatkan klien dalam berinteraksi kelompok yang dilakukan secara bertahap dari kelompok yang kecil sampai kelompok yang besar.
Libatkan klien dalam kegiatan aktifitas kelompok (TAK: Sosialisi)
Sediakan sarana informasi dan hiburan seperti majalah, surat kabar, TV.
Pendidikan Kesehatan
Libatkan keluarga untuk selalu untuk selalu kontak dengan klien, misalnya keluarga mengunjungi klien minimal satu seminggu.
Mengajarkan klien cara berkenalan pada klien lain.
Diskusikan dengan klien peristiwa yang menyebabkan menarik diri
Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang cara merawat klien dengan menarik diri
Anjurkan pada keluarga mengikutisertakan klien dalam keluarga dan lingkungan masyarakat.
Berikan penjelasan pentingnya minum obat secara teratur pada klien dan keluarga.
Diagnosa Kepererawatan 3
Potensial amuk sehubungan dengan tidak tahu cara mengungkapkan marah ayng konstruktif.
Tujuan jangka panjang :
Klien tidak amuk
Rencana tindakannya:
Psikoterapeutik
Berespon terhadap respon verbal dan nonverbal klien dengan sikap yang tenang dan tidak mengancam
Berikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan marah.
Anjurkan klien untuk mengungkapkan cara-cara mengekspresikan marah yang dilakukan selama ini.
Kegiatan sehari-hari (ADL)
Anjurkan klien untuk makan makanan yang telah disajikan.
Anjurkan klien untuk menyalurkan energi dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat seperti mengepel lantai, membersihkan got, merapihkan tempat tidur, membersihkan kamar mandi, bersihkan taman, dan lain-lain.
Buat jadwal bersama klien tantang kegiatan yang disenangi.
Psikofarmaka
Diskusikan dengan klien dan keluarganya tentang terapi obat serta efek samping yang timbul.
Berikan obat-obatan dengan prinsip lima benar.
Dampingi klien saat minum obat
Yakinkan bahwa obat telah diminum oleh klien.
Berikan reinforcement posistif, bila klien minum obat dengan teratur.
Lakukan pencatatan setelah pemberian obat.
Terapi Lingkungan
Siapkan ruangan yang akan dipakai untuk perawatan klien
Pindahkan alat-alat yang membahayakan klien dan lingkungannya. seperti benda tajam, dan alat pecah belah.
Orientasi klien pada sarana yang tersedia untuk menyalurkan energi yang berlebihan pada dirinya.
Pendidikan Kesehatan
Diskusikan dengan klien tentang cara-cara mengungkapkan marah yang destruktif
Diskusikan dengan klien tentang cara-cara mengungkapkan marah yang konstruktif
Diskusikan dengan klien tentang tanda-tanda marah yang destruktif
Anjurkan klien untuk mengungkapkan cara marah yang konstruktif
Diskusikan dengan keluarga tentang tanda-tanda marah
Ajarkan cara mengarahkan klien agar mengungkapkan marah secara konstruktif.
Anjurkan keluarga untuk menciptakan lungkungan rumah yang baik untuk mengendalikan klien marah.
Diagnosa Keperawatan 4
Gangguan perawatan diri sehubungan dengan kurangnya minat
Tujuan Jangka Panjang:
Klien mampu memelihara kebersihan dirnya
Rencana tindakan
Psikoterpeutik
kaji perasaan klien dan pengetahuan tentang kebersihan diri
Berikan dukungan yang posisif terhadap hal-hal yang dicapai oleh klien
Support secara terus menerus agar mempertahankan dan meningkatkan kebersihan dirinya.
Beri reinforcement positif terhadap hal-hal yang telah dilakukan klien
Kegiatan sehari-hari (ADL)
Buat jadwal bersama klien tentang perawatan diri : mandi, gosok gigi, cuci rambut, potong kuku.
Bersama kliem menyiapkan alat-alat kebersihan diri.
Psikofarmaka
Diskusikan dengan klien dan keluarganya tentang terapi obat serta efek samping yang timbul.
Berikan obat-obatan dengan prinsip lima benar.
Dampingi klien saat minum obat
Yakinkan bahwa obat telah diminum oleh klien.
Berikan reinforcement posistif, bila klien minum obat dengan teratur.
Lakukan pencatatan setelah pemberian obat.
Terapi lingkungan
Libatkan klien dalam terapi aktifitas kelompok (TAK: Kebersihan diri)
Orientasikan klien pada fasilitas / sarana untuk kebersihan diri, seperti : kamar mandi, lemari pakaian, washtafel, jemuran handuk.
kolaborasi dengan perawat ruangan dan keluarga untuk mengadakan kebersihan diri: handuk, sabun, sikat gigi, odol, guntuing kuku, dan lain-lain.
Bersama klien menciptakan suasana lingkungan yang bersih.
Berikan gambar-gambar / poster, lukisan yang mendukung klien untuk kebersihan diri, seperti: Bersih itu sehat, sudah rapikah anda, gambar cara menggosok gigi yang benar.
Pendidikan kesehatan
Diskusikan dengan klien tujuan kebersihan diri
Diskusikan cara-cara kebersihan diri, antara lain : mandi dua kali dengan sabun, ganti pakaian setiap hari, sikat gigi dengan odol, mencuci rambut dua sampai tiga kali seminggu, potong kuku kalau panjang.
Diskusikan cara mandi yang benar.
Anjurkan klien ganti baju setiap hari
Kaji pengetahuan klien tentang kebersihan diri.
Diskusikan dengan keluarga tentang kebersihan diri, arti bersih, tanda-tanda bersih, tujuan kebersihan diri
Diskusikan dengan keluarga tentang cara-cara menjaga kebersihan diri.
Diagnosa Keperawatan 5
Potensial kambuh sehubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat klien di rumah
Tujuan Jangka Panjang :
Klien tidak kambuh
Recana tindakannya :
Psikoterapeutik:
Bina hubungan saling percaya dengan keluarga
Kaji persepsi keluarga tentang perilaku maldaptif klien
Ajak klien untuk mengunjungi sanak keluarga lainnya.
Libatkan seluruh anggota keluarga untuk menerima klien apa adanya
Libatkan klien dalam pertemuan keluarga.
Libatkan klien dalam aktifitas kegiatan di rumah sesuai dengan kemampuan klien
Buat jadwal bersama klien (kegiatan yang dapat dilakukan klien)
Kegiatan sehari-hari (ADL)
Libatkan klien dalam aktifitas kegiatan di ruangan sesuai dengan kemampuannya.
Buatlah jadwal tentang kegiatan yang dapat dilakukan klien di rumah
Psikofarmaka
Diskusikan dengan klien dan keluarganya tentang terapi obat serta efek samping yang timbul.
Berikan obat-obatan dengan prinsip lima benar.
Dampingi klien saat minum obat
Yakinkan bahwa obat telah diminum oleh klien.
Berikan reinforcement posistif, bila klien minum obat dengan teratur.
Lakukan pencatatan setelah pemberian obat.
Terapi Lingkungan
Libatkan klien dan keluarga dalam menyiapkan kamar klien
Batasi peralatan rumah tangga yang dapat menimbulkan stimulus bagi klien untuk amuk.
Hindarkan barang-barang yang berbahaya seoerti; berang dari kaca, benda tajam
Menyiapkan sarana untuk kebersihan diri
Ciptakan suasana rumah yang memungkinkan klien menyendiri.
Pendidikan Kesehatan
Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian keluarga tentang klien dan sikap keluarga terhadap tingkah laku klien yang maladaptif.
Diskusikan tentang harapan keluarga pada prilaku maladaptif klien.
Diskusikan bersama keluarga tentang pentingnya membesuk klien saat klien dirawat di rumah sakit.
Jelaskan pada keluarga tentang permasalahan klien yang timbul saat ini.
Diskusikan dengan keluarga dalam membuat perencanaan cara merawat klien apabila klien pulang ke rumah meliputi jadwal kegiatan yang dapat dilakukan oleh klien, seperti memelihara kebersihan diri, merapihkan tempat tidur, dan lain-lain.
Anjurkan keluarga untuk memberikan reinforcement positif bila klien melakukan kegiatan
Ajarkan keluarga untuk penanganan awal bila timbul keluhan
Anjurkan pada keluarga untuk kontrol secara teratur sesuai dengan jadwalnya.

2 komentar:

Health Care mengatakan...

Salam kenal, kita satu profesi.
Tulisannya bagus semua, tingkatkan dan temukan hal-hal yang baru pada ilmu keperawatan, agar dunia kesehatan lebih berkembang.
Saya yakin anda bisa

Wahyudin, S.Kp mengatakan...

Bagus banyak mahasiswa butuh untuk menyelesaikan karya tulisnya, kebetulan juga saya sedang membimbing mereka. Triamakasih tulisan anda sangat membantu.Salam kenal. Jika berkenan berkunjung keblog saya. Beautyholistic.blogspot.com